Lagi-lagi aku memanggil Tuhan, aku meneriakinya terus menerus dari dalam hatiku. Tuhan… Tuhan… Tuhan….
Aku tahu, sebelum ia mendengar aku memanggilnya ia sudah ada di sampingku, menatapku..
Hari ini, aku lagi-lagi mengadu kepada Tuhan. Ini masih pagi, aku membuat tulisan ini pada jam 6 pagi lebih dan saya sedang berada sekolah.
Jujur, aku ingin menangis. Kalau saja sekarang aku sedang di rumah, aku sudah menangis kali ini juga.
Demi Tuhan… Jantungku berdegup kencang karena dia! Kalian tahu siapa dia? Aku pernah menulis juga tentang ‘Dia’.
Dia bukan teman sekolahku, bukan teman sekelasku. Dia itu ya dia. Kalian tidak akan tahu siapa namanya. Ini semua hanyalah aku dan Tuhan yang tahu.
Jantungku berdegup kencang sampai saat ini. Sesak rasanya. Aku butuh oksigen lebih banyak…
Dia jahat. Demi Tuhan, dia jahat. Semakin dan semakin aku menyadari kalau selama ia mengenalku (dari dulu, dari semenjak aku dengannya, sampai saat ini) ia tidak pernah menghargaiku, tidak pernah..
Tapi kenapa aku tidak bisa membencinya? Aku ulangi lagi, aku-tidak-bisa-membencinya.
Aku terdiam. Menarik nafas sebentar. Tertunduk, dan memanggil Tuhan..
“Tuhan, aku ingin kau peluk”
Mungkin aku harus mati…. Mati dari kehidupannya..
Tidak ada komentar:
Posting Komentar